Ratusan Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Kunjungi Museum Keratuan Semaka

Ratusan Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Kunjungi Museum Keratuan Semaka

BANDARNEGERISEMUONG - Ratusan mahasiswa/i Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung mengunjungi Museum Keratuan Semaka, Minggu (9/12). Kunjungan mahasiswa/i UIN Raden Intan ke Museum Keratuan Semaka yang terletak di Pekon Sanggiunggak, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Kabupaten Tanggamus itu dalam rangka studi lapangan, untuk belajar sejarah tentang Keratuan Semaka. Kedatangan rombongan mahasiswa yang berjumlah 360 orang itu disambut hangat oleh penjaga museum yang juga Kepala Pekon Sanggiunggak, Abu Sahlan gelar Pangeran Punyimbang Ratu Semaka didampingi Anggota DPRD Tanggamus Ahmadiyan. \"\" Dalam kunjungannya, mahasiswa tampak antusias mendengarkan penjelasan dari penjaga Museum Abu Sahlan tentang sejarah Keratuan Semaka. Dijelaskannya, bahwa Keratuan Semaka adalah salah satu kerajaan di Teluk Semaka antara abad 15 sampai 18. Dulunya, Keratuan Semaka berpusat di Tanjungburnai (Saat ini Pantai Tanjungan di Kecamatan Pematang Sawa). \"Keratuan Semaka beberapa kali sempat pindah, namun memasuki abad 18 menetap di lokasi yang kini sebagai tempat Museum Keratuan Semaka. Dan Keratuan Semaka berjaya pada abad 15 sampai 18, \" kata Abu Sahlan. \"\" Dulu, lanjut dia, Keratuan Semaka awalnya menampung penduduk atau pihak kerajaan Sekala Brak Buai Anak Tumi atau kerajaan Sekala Brak kuno. Saat itu kekuasaannya ditumbangkan kelompok yang kemudian mendirikan Sekala Brak Paksi Pak. \" Dulunya Sekala Brak Buai Anak Tumi adalah animisme, kemudian dikalahkan Sekala Brak Paksi Pak yang sudah Islam. Dan Keratuan Semaka menampung pelarian Sekala Brak Buai Anak Tumi, \" terangnya. Ia melanjutkan, setelah menampung Sekala Brak Buai Anak Tumi, Keratuan Semaka kian diakui saat membantu Kesultanan Banten menaklukan Rawayan atau yang saat ini dikenal sebagai Suku Badui di Pandeglang, Banten. Saat itulah disebutkan Keratuan Semaka masuk wilayah kekuasaan Kesultanan Banten. \"Di Lampung yang jadi bagian Kesultanan Banten yakni Keratuan Darah Putih di Kalianda, keratuannya Radin Inten. Lalu Keratuan Melinting di Lampung Timur, Keratuan Pemanggilan di Bandar Lampung, dan Keratuan Semaka,\" jelasnya. Keratuan Semaka semakin diakui lagi setelah mengirimkan bantuan pasukan perang ke Radin Inten untuk melawan kolonialisme. Bukti itu masih ada berupa meriam berwarna hitam yang ditempatkan di teras museum. Setelah abad 18, Keratuan Semaka mulai redup oleh beberapa faktor. Diantaranya seperti tidak tersebutkan lagi nama Keratuan Semaka dan berganti dengan sebutan Semoung. Kemudian pimpinannya lebih memilih menyebarkan ajaran agama Islam daripada membesarkan dan menguatkan kekuasaan keratuan. Lalu masuknya kolonialisme, dan bencana alam yakni meletusnya gunung Krakatau pada 1883 membuat nama Keratuan Semaka kian hilang.  \"Saat ini barang-barang sisa peninggalan Keratuan Semaka masih tersimpan rapi di Museum Keratuan Semaka, termasuk barang-barang peninggalan Sekala Brak Buai Anak Tumi yang masih ada disini, salah satunya seperti batu-batu untuk pemujaan,\" ungkapnya. Pun Sahlan berharap agar kedepannya Museum Keratuan Semaka ini bisa dijadikan lokasi untuk study lapangan, obesrvasi maupun penelitian bagi mahasiswa. Agar mahasiswa tahu bahwa di Teluk Semaka ini pernah ada Keratuan Semaka yang dulunya pernah berjaya di abad 15 - 18. (uji)

Sumber: